Kompetensi merupakan kemampuan atau kualitas yang dimiliki seseorang dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Dalam konteks pendidikan, terdapat dua jenis kompetensi yang perlu diperhatikan, yaitu kompetensi kognitif dan kompetensi non kognitif. Kedua jenis kompetensi ini memiliki peran penting dalam pengembangan individu.
“Pendidikan yang berkualitas harus mampu meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Berbicara hasil belajar maka harus mampu meningkatkan kompetensi kognitif dan kompetensi nonkognitif.”
Dr. Marzuki, M.Pd
Kompetensi kognitif adalah kemampuan seseorang dalam memahami, mengolah, dan mengaplikasikan pengetahuan dan pemikiran secara logis. Kompetensi ini sering dikaitkan dengan aspek intelektual individu. Dalam konteks pendidikan, kompetensi kognitif meliputi kemampuan berpikir logis, menyelesaikan masalah, mengingat informasi, dan memahami konsep-konsep abstrak.
Sebagai contoh, dalam pelajaran matematika, kompetensi kognitif mencakup pemahaman konsep-konsep dasar seperti bilangan, operasi aritmatika, dan aljabar. Kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep ini dalam menyelesaikan soal matematika merupakan indikator dari tingkat kompetensi kognitif seseorang.
Sedangkan kompetensi non kognitif lebih berkaitan dengan aspek emosional, sosial, dan kepribadian individu. Kompetensi ini meliputi kemampuan beradaptasi, berkomunikasi, bekerja sama, mengatur emosi, dan memiliki motivasi yang tinggi. Kompetensi non kognitif juga dikenal sebagai soft skills atau keterampilan lunak.
Dalam dunia kerja, kompetensi non kognitif sangat penting untuk sukses dalam berkarier. Misalnya, kemampuan berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, dan memiliki etika kerja yang baik merupakan kompetensi non kognitif yang dihargai oleh perusahaan. Individu yang memiliki kompetensi non kognitif yang baik cenderung dapat beradaptasi dengan perubahan, menghadapi tantangan dengan positif, dan memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain.