Simeulue – Sekolah-sekolah penggerak di Kabupaten Simeulue mengadakan pertemuan untuk membahas Rapor Pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di wilayah tersebut. Pertemuan ini bertujuan memanfaatkan data sebagai dasar penyusunan anggaran kegiatan sekolah (ARKAS) yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Dalam acara tersebut, Dr. Marzuki menjelaskan bahwa sekolah berkualitas memiliki empat ciri utama yang selaras dengan Rapor Pendidikan. “Sekolah yang ideal adalah yang berpusat pada murid, memiliki pendidik yang reflektif dan kolaboratif, menciptakan iklim sekolah yang aman dan inklusif, serta memiliki kepemimpinan yang fokus pada perbaikan layanan berkelanjutan,” ujarnya.
Para peserta diberi pemahaman mengenai dua sumber data utama yang dapat digunakan untuk menilai kondisi layanan pendidikan di sekolah. Data pertama berasal dari Rapor Pendidikan, yang dihasilkan setelah sekolah mengikuti Asesmen Nasional. Sumber kedua adalah data pendukung yang dikumpulkan secara mandiri oleh sekolah untuk melengkapi pemahaman kondisi internal.
Dr. Marzuki juga menekankan pentingnya memahami data dalam Rapor Pendidikan. “Rapor Pendidikan memberikan gambaran komprehensif mengenai kondisi layanan pendidikan. Ini membantu sekolah mengidentifikasi apa yang sudah berjalan baik dan aspek apa saja yang masih memerlukan perbaikan,” jelasnya. Proses ini diharapkan diikuti oleh para pendidik melalui tahapan Identifikasi, Refleksi, Benahi Perencanaan, dan Benahi Implementasi (IRBB).
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa Rapor Pendidikan tingkat dasar dan menengah (SD, SMP, SMA, SMK) memanfaatkan data dari berbagai sumber, seperti Asesmen Nasional, Dapodik, Tracer Study SMK, dan data lainnya. Data tersebut diolah menjadi informasi yang dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki layanan pendidikan secara berkelanjutan.
Satuan pendidikan juga dapat menggunakan rekomendasi prioritas dalam Rapor Pendidikan untuk fokus pada perbaikan yang paling signifikan. Dalam SK BSKAP No.018/H/M/2024, indikator prioritas diberi label warna, dengan merah menunjukkan nilai terendah, kuning untuk nilai sedang, dan hijau untuk nilai tertinggi. Sekolah diharapkan dapat memanfaatkan pelabelan ini untuk menentukan fokus pembenahan yang lebih tepat.
Dengan pembahasan ini, diharapkan sekolah-sekolah penggerak di Simeulue mampu memaksimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya.