Bimbingan Belajar Sembilan Sembilan

Sebagai Telaah atas Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) Kementerian Agama oleh Dr. Marzuki
📍 Disajikan di MTs Raudhah Tahfizh Al-Qur’an (RTA), 6 Agustus 2025

Langsa, 6 Agustus 2025 — Suasana MTs Raudhah Tahfizh Al-Qur’an (RTA) hari ini dipenuhi semangat keilmuan dan spiritualitas cinta saat Dr. Marzuki hadir membawakan materi dengan tema “Menginsersi Nilai-Nilai Cinta dalam Pembelajaran Mendalam di Madrasah.” Acara ini menjadi bagian dari lokakarya pendalaman Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang tengah digencarkan oleh Kementerian Agama RI tahun 2025.

Sebagai seorang fasilitator pembelajaran mendalam, dosen Pendidikan Matematika IAIN Langsa, dan sekaligus Direktur Bimbel 99, Dr. Marzuki menekankan pentingnya mentransformasikan ruang kelas madrasah menjadi ekosistem cinta yang memanusiakan.

“Kurikulum Berbasis Cinta bukan sekadar inovasi kebijakan, tetapi merupakan jiwa baru pendidikan Islam yang berlandaskan kasih sayang, penghargaan, dan refleksi mendalam. Ini bukan hal yang sentimental, melainkan strategi ilmiah dan spiritual untuk membangun peradaban madrasah,” ujar Dr. Marzuki dalam paparannya.

Dalam telaahnya, Dr. Marzuki menyoroti lima pilar cinta dalam KBC atau yang dikenal sebagai Panca Cinta:
1. Cinta kepada Allah dan Rasul
2. Cinta kepada Ilmu
3. Cinta kepada Lingkungan
4. Cinta kepada Diri dan Sesama Manusia
5. Cinta kepada Tanah Air

Pilar-pilar ini diinsersi secara sistemik dalam pembelajaran mendalam melalui pendekatan Appreciative Inquiry, model 4D: Discovery, Dream, Design, Destiny. Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya menjadi penerima ilmu, tetapi juga penjelajah makna dan penumbuh cinta dalam proses belajarnya.

Menurutnya, pembelajaran mendalam dan cinta adalah pasangan yang tak terpisahkan. Cinta memberikan makna pada kedalaman belajar, dan pembelajaran yang dalam menumbuhkan cinta yang autentik.

Kegiatan yang berlangsung khidmat namun inspiratif ini dihadiri oleh para guru, pengurus madrasah. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi yang hidup dan refleksi yang mendalam dalam setiap sesi.

“Madrasah tidak hanya tempat mengejar nilai akademik, tapi tempat membangun jiwa. Dan jiwa yang kuat tumbuh dari cinta yang ditanamkan dalam setiap interaksi pembelajaran,” tutup Dr. Marzuki.

Dengan kegiatan ini, MTs RTA menunjukkan komitmennya menjadi pelopor transformasi pendidikan Islam berbasis cinta di kota Langsa, ujar Kepala MTs Roy Mahendra, S.Ag., M.H

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1. Perbandingan jumlah baju yang disumbangkan oleh setiap kelas adalah...

Clear selection

Terdapat 75 anak di Panti Asuhan Berkah Sentosa. Setiap anak memperoleh satu baju.

2. Apakah baju dari masing-masing kelas cukup untuk dibagikan?

Clear selection